DPD APERSI LAMPUNG


musda ke IV Apersi Lampung

Pelaksanaan Musda Ke IV Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia Provinsi Lampung.

Lisa Silawati Pimpin DPD Apersi Provinsi Lampung

Lisa Silawati Ketua DPD Apersi terpilih periode 2016-2020 saat menerima bendera pataka dari Ketua Umum DPP Apersi Edy Ganefo.

Galeri Foto Musda Ke IV DPD Apersi Lampung

Lihat foto foto pelaksanaan Musda ke IV DPD Apersi Lampung.

MOU BAnk BTN, PGRI dan DPD Apersi Lampung

Lihat foto foto MOU Bank BTN, PGRI dan DPD Apersi Lampung.

Kamis, 20 Oktober 2016

Mafia Tanah Bergentayangan, Kepala BPN Bentuk Tim Saber

Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN Sofyan Djalil
Jakarta----Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR)/ Kepala BPN Sofyan Djalil menyebutkan, dua tahun kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi)-Wapres Jusuf Kalla (JK) masih banyak mafia tanah yang bergentayangan.

Padahal, kata Sofyan, internal Kementerian ATR telah melakukan reformasi dengan memperbaiki mekanisme dan mematuhi aturan yang ada dalam memproses perizinan sertifikasi tanah.
Reformasi internal, nantinya akan bermuara pada pembentukan Tim Sapu Bersih (Saber) Mafia Tanah. Prosesnya masih dalam pembahasan internal dan siap dipresentasikan dihadapan Presiden Joko Widodo.

"Karena keberadaan mafia tanah ini mengancam kepastian hukum di sektor pertanahan," kata Sofyan di Kantor KSP, Jakarta, Jumat (21/10/2016).
Pembentukan Tim Saber Mafia Tanah bertujuan untuk memberikan kepastian iklim investasi di Indonesia. Apalagi, pemerintah saat ini tengah mempercepat proses sertifikasi masyarakat kecil.
"Ini program saber mafia tanah, agar ada kepastian investasi," tandasnya.
Rekrut Ribuan Juru Ukur
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR)/ Kepala BPN Sofyan Djalil menuturkan, tahun depan akan merekrut 2.500 sampai 3.000 juru ukur yang berlisensi guna memenuhi target sertifikasi tanah yang ditetapkan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Sofyan menyebutkan, pada 2017 Presiden Jokowi menargetkan pemerintah bisa memberikan sertifikat bagi 5 juta bidang tanah secara cepat. Saat ini, pemerintah baru berhasil mensertifikasi 1,7 juta bidang.
"Selama ini juru ukur kekurangan, tahun depan kita akan merekrut juru ukur berlisensi, kita harapkan merekrut 2.500-3.000 juru ukur, agar masyarakat tidak perlu mendatangi BPN untuk melakukan pengukuran tanah," kata Sofyan di Kantor KSP, Jakarta, Jumat (21/10/2016) seperti dilansir dari okezone.com.
Sofyan melanjutkan, masyarakat yang ingin memproses pembuatan sertifikat bisa langsung mendatangi kantor jasa pengukuran tanah yang isinya merupakan para juru ukur berlisensi yang telah direkrut secara resmi oleh pemerintah.  "Selama ini yang membebani BPN, karena tidak ada penambahan PNS selama 10 tahun, makanya menggunakan juru ukur berlisensi," tambahnya.

Menurut Sofyan, pilot project pertama yang diterapkan pemerintah dalam mempercepat proses pemberian sertifikasi dilakukan di Jakarta, Surabaya, dan Batam. Lanjut Sofyan, pada 2017 seluruh tanah di Jakarta diharapkan sudah memiliki sertifikat dengan adanya kerjasama dengan Pemrov DKI Jakarta yang bersedia menyiapkan anggaran Rp100 miliar.

"Inilah program utama kita," tandasnya. (istw/okz).